SURABAYA- Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) diadakan di Surabaya dari tanggal 28- 30 Agustus 2017 di Hotel Vasa, Surabaya. Acara ini dihadiri oleh beberapa elemen masyarakat diantaranya organisasi keagamaan, Lembaga Masyarakat, akademisi, lembaga profesi, dunia usaha, dan media dari seluruh Indonesia. Tema Temu Puspa tahun ini adalah Sinergi Perubahan. Tema ini sangat relevan karena mengingat pertama, masalah perempuan dan anak tidak mungkin diselesaikan oleh satu lembaga, baik itu lembaga pemerintah maupun lembaga masyarakat. Kedua sudah banyak lembaga masyarakat dengan beberapa kemampuan, keahlian dan pengalaman dalam melakukan sesuatu untuk perempuan dan anak.
Tujuan diadakannya Temu Puspa ini adalah sebagai wadah bagi lembaga masyarakat untuk bertukar pikiran antar lembaga masyarakat dalam upaya memperkuat pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Menyediakan saran untuk berdialog antara pemerintah dan berbagai elemen masyarakat untuk saling mendukung upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Indonesia. Memperkuat sinergi , kolaborasi dan kermitraan antara elemen masyarakat untuk memperluas dampak sosial menuju perempuan dan anak yang sejahtera. Temu Puspa ini dibagi dari beberapa sesi yaitu: inspirasi, kunjungan lapangan, pasar ide dan konferensi.
Perwakilan dari Propinsi Riau 5 Lembaga Masyarakat. Diantaranya: Kelompok Pelestari Wilayah Pantai dari Kepualauan Meranti diwakilkan oleh ibu Farida, Mocaf (Modifikasi Casava Flour) Pekanbaru diwakilkan oleh Awaldi Hasibuan sebagai Ketua Gapoktan, Sapulidi Center Pekanbaru diwakilkan oleh Richard Sang, Kampung Cerita Kabupaten Bengkalis diwakilkan oleh Suyendri sebagai Ketua, Komunitas Pecinta Sedekah dari Indragiri Hilir diwakilkan oleh Raju Maulana.
Dari 104 peserta Lembaga Masyarakat, Provinsi Riau masuk 15 besar untuk persentasi yaitu ,Mocaf dan Sapulidi Center. Dari segi penilaian para juri menilai ide dan pelaksanaan dari masing- masing Lembaga Masyarakat.
Narasi@Ranie